Senin, 13 November 2017

Filosofi Kurikulum 2013 (K-13)

Azwa Grafis | Kurikulum 2013 diluncurkan bukan hanya untuk memenuhi perubahan yang ingin dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai suatu gebrakan atau terobosan baru pada saat ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013 dibuat dengan mengacu pada filosofi yang terdapat pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Jadi dengan adanya terobosan baru ini diharapkan nantinya proses belajar mengajar akan berjalan secara baik dan maksimal, bukan hanya prosesnya saja tetapi juga hasilnya bisa sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia ini.

Berikut akan saya paparkan filosofi yang terdapat pada kurikulum 2013.

1. Kurkulum sebagai Materi

  • Planning oriented, mewakili pandangan teoritis 
  • Dipergunakan di Indonesia periode sebelum Tahun 2000
  • Kurikulum sebagai wahana menyampaikan pengetahuan (knowledge transmission) dari guru ke siswa
  • Perencanaan pembelajaran sangat dominan dan ketat berdasarkan urutan logis dari materi pembelajaran
  • Guru melaksanakan pembelajaran dengan meneruskan apa yang diketahuinya kepada siswa sesuai dengan silabus yang telah ditentukan
  • Penilain berdasarkan atas penyerapan materi pengetahuan oleh siswa terhadap rencana materi pengetahuan yang tertuang dalam silabus

2.Kuriulum sebagai Produk

  • Result oriented, mewakili pandangan produktif
  • Dipergunakan di Indonesia dalam priode Dekade 2000an
  • Dipicu oleh kebutuhan pasar atas kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan (produk) program pendidikan
  • Berkembang dari Inggris (sejak 1980an)
  • Kebebasan dalam penyampaian pembelajaran, yang penting hasil akhirnya harus sesuai standar, yaitu memiliki kompetensi sebagaimana dirumuskan
  • Sangat tergantung pada penilaian terstandar (harus ketat) sejalan dengan konsep produk dimana pengecekan adalah pada hasil akhir yang harus sesuai standar
  • Diadopsi di Indonesia dalam bentuk KBK dan KTSP, dengan modifikasi bahwa produk akhir diterjemahkan dari materi yang harus dikuasai, sehingga standar lulusan diturunkan dari standar isi

3. Kurikulum sebagai Proses

  • Action Oriented, mewakili pandangan praktis
  • Tidak pernah digunakan di Indonesia
  • Dipicu oleh kebutuhan individu siswa yang tidak dapat diseragamkan
  • Berkembang dari Finlandia (sejak 1900an)
  • Penekanan pada berfikir kritis yang diwujudkan dalam tindakan nyata dengan membangun kolaborasi antar pelaku pendidikan (guru, siswa, pengelola)
  • Mengevaluasi proses secara terus menerus melalui pemantauan proses dan capaiannya secara ketat
  • Penilaian berdasarkan kemajuan siswa dalam pembelajaran (relatif terhadap dirinya pada periode sebelumnya)
  • Hasl akhir dapap berbeda bagi tiap siswa sesuai dengan bakat dan minatnya

4. Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual

  • Pengertian baru dalam kurikulum
  • Perluasan dari konsep kurikulum sebagai proses dengan penambahan perlunya komitmen bersama menyepakati (antar pelaku pendidikan) kegiatn-kegiatan yang diperlukan (sebagai bagian dari proses pembelajaran) untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan
  • Pendekatan sistem: materi - proses - produk (konsep: teoritis - praktis - produktif)
  • Penguasaan materi pembelajaran diperoleh melalui siklus aksi dan refleksi berkelanjutan (continuous action-reflection)
  • Pentingnya peran guru dalam menghasilkan komitmen dari siswa untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan
  • Perlunya tambahan pendekatan transdisipliner melalui tema pembelajaran yang kontekstual dengan sekitarnya untuk memastikan praksisnya relevan

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini.


Itulah Filosofi dari Kurikulum 2013 (K-13), semoga dengan sedikit gambaran tentang filosofi ini kita bisa tambah semangat dalam mengajar kepada anak-anak didik kita. Sehingga mampu mencetak generasi penerus yang handal dan professional dibidangnya.

1 komentar: