Sabtu, 07 Oktober 2017

JONG SUMATRA

Azwa Grafis | Jong Sumatra adalah nama majalah yang terbit di Jakarta. Majalah ini pertama kali terbit tahun 1918 dengan penanggung jawab redaksi Roesli. Kantor redaksi majalah ini terletak di Stovia, Weltevreden (sekarang bernama Glodok).

Majalah itu didirikan dan diterbitkan oleh perkumpulan pemuda Sumatra atau Jong Sumatranen Bond dengan tujuan agar pemuda Sumatra atau pemuda yang berasal dari Sumatra ikut aktif menuangkan buah pikiran dalam menyampaikan keindahan dan kekayaan Sumatra. Selain itu, majalah ini juga hadir sebagai reaksi hadirnya majalah-majalah yang terbit di Jawa, yang didirikan oleh Boedi Oetomo, Serikat Islam, Regenten Bond, dan Perserikatan Minahasa.

Jong Sumatra sebagian besar berbahasa Belanda. Di dalamnya banyak memuat artikel berbahasa Belanda meskipun isinya berbicara tentang Indonesia. Dalam setiap edisinya tidak lebih dari dua artikel yang berbahasa Indonesia (Melayu). Pengelola majalah ini sebagian besar orang Indonesia (pribumi), antara lain, Tengku Mansoer sebagai presiden, A. Moenir Na Soetan sebagai wakil presiden, Mohamad Anas sebagai sekretaris pertama, Amir sebagai sekretaris kedua, serta Marzoeki II, Latiep Ahmad Djonap, Hasan Siregar, dan Regen Sr. sebagai anggota.

Dari awal hingga terakhir terbitan dewan redaksi majalah ini tidak berubah. Namun, pemegang administrasinya mengalami beberapa perubahan. Mulai bulan Juni hingga November 1918 administrasi dipegang oleh Azir dan Soetan Assien. Selanjutnya, sejak Desember 1918 sampai dengan juni 1920 administrasi dipegang oleh Bahder Djohan dan Djamaloedin. Mulai bulan juni 1920 dewan redaksi bertambah, yaitu Boerhanoeddin, M. Hatta, Emma Jahja, Nazief, A. Hanafiah, dan Raihul Amar.


Majalah Jong Sumatra hanya sempat hidup sampai tahun keempat (1921). Majalah ini dikoleksi oleh Perpustakaan Nasional, Jakarta, dengan nomor B:528. Majalah yang tersimpan di Perpustakaan Nasional tidak lengkap. Terbitan tahun I tidak ada Nomor 2,3,4,5,6, dan 10. Terbitan Tahun II tidak ada Nomor 1,3,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Terbitan Tahun III tidak ada Nomor 8,9,10,11, dan 12, dan Tahun IV tidak ada Nomor 1,3,10,11, dan 12.

Karya sastra yang dimuat dalam majalah Jong Sumatra pada umumnya berbentuk puisi. Puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut.
  1. "Jong Sumatranen Bond" karya M., No. 4, II, April 1919, berbahasa Melayu.
  2. "Herinnering" karya A., No. 1, III, Januari 1920, berbahasa Belanda.
  3. "Tanah Air" karya M. Jamin, No. 4, III, April 1920, berbahasa Belanda.
  4. "Bahasa, Bangsa" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  5. "Gembala" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  6. "Awan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  7. "Tenang" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  8. "Goebahan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  9. "Perasaan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  10. "Permintaan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  11. "Tjita-tjita" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  12. "Tjinta" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  13. "Bertjerai" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  14. "Pagi-pagi" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  15. "Asjik" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  16. "Keloehan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Juli 1921, berbahasa Melayu.
  17. "Ibarat" karya M. Jamin, No. 2, IV, Juli 1921, berbahasa Melayu.
  18. "Kenangan" karya M. Jamin, No. 8, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
  19. "Pagi-pagi" karya M. Jamin, No. 8, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
  20. "Gamelan" karya M. Jamin, No. 8, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
  21. "Tanah Aerkoe" karya Sanoesi Pane, No. 9, IV, September 1921, berbahasa Melayu.
  22. "Gita Gembala" karya M. Jamin, No. 9, IV, September 1921, berbahasa Melayu.
  23. "Kemegahan" karya M. Jamin, No. 9, IV, September 1921, berbahasa Melayu.
  24. "Beranta Indra" karya M. Hatta, No. 11, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
Jong Sumatra tidak bersifat politik. Puisi yang berjudul "Jong Suatranen Bond" menyiratkan tujuan dan keinginan pemuda Sumatra untuk memperkuat tali persaudaraan di antara para pemuda Sumatra. Pemuda Sumatra diharapkan dapat mempelajari dan lebih mencintai adat istiadat Sumatra, kesenian, bahasa, dan sejarah. Puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Jong Sumatranen Bond namanja dia,
Oentoek pemoeda anak Sumatra;
Nama terkenal soedahlah njata,
Goenanja dia djangan dikata.
Sumatra koenoen namanja beban,
Untoek dibawa kepadang kamdjoean;
Menjerang soengai seta laoetan,
Air jang dangkal mendjadi aroengan.
Tali persekoetoean soedah terentang,
Rotan pengikat bertambah tegang;
Alamat Sumatra berhati girang,
Nama jang baik disebut orang.
Elok toedjoean djangan dikira,
Niat chianat hilang belaka;
Boeah piiran satoe semoea;
Omoemlah soedah di tjita-tjita.
Niat ditoedjoe bersama-sama;
Demikianlah Maksoed setia Sumatra.

Sasaran pembaca Jong Sumatra adalah kelompok masyarakat menengah ke atas. Majalah ini tidak memuat iklan apa pun. Harga langganan majalah ini f.3 per tahun, f.1 per epat bulan (pada awal terbit). Harga majalah ini berubah setiap tahun. Pada akhir tahun 1921 harga majalah ini f.5 per tahun, f.3 untuk enam bulan, dan f. 1,50 tiap tiga bulan.

Sumber : Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional), Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

4 komentar: