Rabu, 15 Oktober 2025

Revolusi Pendidikan: 7 Manfaat Besar Teknologi untuk Dunia Belajar Modern


Dalam era digital seperti sekarang, teknologi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dalam setiap aspek kehidupan — termasuk dunia pendidikan. Dari pembelajaran daring hingga penggunaan kecerdasan buatan di ruang kelas, teknologi telah membuka peluang baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Artikel ini akan membahas secara lengkap manfaat teknologi untuk pendidikan, serta bagaimana inovasi ini membantu menciptakan proses belajar yang lebih efisien, menarik, dan inklusif.

1. Akses Pendidikan yang Lebih Luas 

Salah satu manfaat paling besar dari kemajuan teknologi adalah kemudahan akses terhadap pendidikan. Dulu, untuk belajar di universitas ternama, seseorang harus menempuh perjalanan jauh atau bahkan pindah negara. Kini, berkat platform e-learning seperti Coursera, EdX, dan Ruangguru, siapa pun bisa belajar dari mana saja hanya dengan koneksi internet.

Selain itu, munculnya materi pembelajaran digital (e-book, video tutorial, podcast) membuat siswa dan guru tidak lagi bergantung pada buku fisik. Teknologi ini menjembatani kesenjangan pendidikan, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur tradisional.

2. Pembelajaran Lebih Interaktif dan Menyenangkan

Teknologi telah mengubah cara siswa belajar. Jika dulu pembelajaran cenderung satu arah dan membosankan, kini edtech (education technology) menghadirkan berbagai metode interaktif yang membuat siswa lebih aktif. Misalnya, dengan aplikasi gamifikasi seperti Kahoot! atau Quizizz, pelajaran terasa seperti permainan yang menantang.

Selain itu, penggunaan AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality) memungkinkan siswa untuk “masuk” ke dalam dunia pembelajaran. Bayangkan belajar anatomi tubuh manusia melalui simulasi 3D atau menjelajahi tata surya dalam ruang virtual — semuanya kini bisa dilakukan.

3. Meningkatkan Kualitas Pengajaran Guru

Tidak hanya siswa yang mendapat manfaat, guru pun terbantu dengan kehadiran teknologi. Melalui Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom, Moodle, dan Edmodo, guru dapat mengatur kelas, memberikan tugas, serta memantau kemajuan siswa secara real-time.

Selain itu, platform digital memudahkan guru untuk mengakses materi pengajaran terbaru, riset pendidikan, serta komunitas profesional dari seluruh dunia. Dengan begitu, kualitas pengajaran dapat meningkat karena guru selalu update terhadap metode dan tren pendidikan terkini.

4. Pembelajaran yang Personalisasi (Personalized Learning)

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang cepat memahami melalui visual, ada yang lebih suka mendengarkan, dan ada pula yang perlu praktik langsung. Teknologi membantu mengakomodasi semua gaya belajar ini melalui algoritma pembelajaran adaptif.

Contohnya, platform seperti Khan Academy atau Duolingo dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi sesuai kemampuan pengguna. Dengan cara ini, siswa tidak merasa tertinggal atau terbebani karena materi disesuaikan dengan kecepatan mereka masing-masing.

5. Efisiensi dalam Proses Administrasi Sekolah

Teknologi tidak hanya bermanfaat di ruang kelas, tetapi juga di sistem manajemen sekolah. Banyak institusi pendidikan kini beralih ke sistem digital untuk administrasi, mulai dari pendaftaran siswa, pengelolaan data akademik, hingga pelaporan nilai secara otomatis.

Dengan sistem ini, guru dan staf sekolah dapat menghemat waktu dan tenaga, sehingga mereka bisa fokus pada hal yang lebih penting: meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, sistem digital juga mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan transparansi data.

6. Kolaborasi Global Tanpa Batas

Teknologi memungkinkan kolaborasi lintas negara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Siswa dari Indonesia kini bisa berinteraksi dan bekerja sama dalam proyek dengan teman-teman dari Amerika, Jepang, atau Eropa melalui platform kolaboratif seperti Google Workspace, Microsoft Teams, atau Slack.

Selain memperluas wawasan global, kolaborasi ini juga melatih siswa dalam soft skills penting seperti komunikasi, kerja sama tim, dan pemecahan masalah — keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern.

7. Persiapan untuk Dunia Kerja Digital

Dunia kerja masa depan sangat dipengaruhi oleh teknologi. Banyak pekerjaan baru muncul di bidang data, AI, cybersecurity, dan digital marketing. Oleh karena itu, pendidikan harus mempersiapkan siswa dengan keterampilan digital (digital skills) yang relevan.

Sekolah dan universitas kini mulai memasukkan kurikulum teknologi seperti coding, analisis data, desain digital, dan penggunaan alat kolaborasi online. Hal ini memastikan lulusan siap bersaing di pasar kerja global yang semakin digital dan dinamis.

Tantangan Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan

Meski manfaatnya besar, penggunaan teknologi dalam pendidikan juga menghadapi tantangan. Di antaranya adalah:

  • Kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan.
  • Keterbatasan perangkat dan koneksi internet.
  • Kurangnya pelatihan guru dalam penggunaan teknologi.

Namun, dengan dukungan pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, tantangan ini perlahan bisa diatasi. Program seperti Merdeka Belajar dan digitalisasi sekolah adalah langkah nyata menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan modern.

Kesimpulan: Teknologi Adalah Masa Depan Pendidikan

Tidak bisa dipungkiri, teknologi adalah katalis utama perubahan dalam dunia pendidikan. Dari memperluas akses hingga menciptakan pengalaman belajar yang imersif, manfaatnya sudah terbukti di berbagai tingkat pendidikan.

Yang terpenting, pemanfaatan teknologi harus tetap berfokus pada tujuan utama pendidikan: membentuk manusia yang berilmu, berkarakter, dan siap menghadapi masa depan.

Dengan integrasi yang bijak antara manusia dan teknologi, kita sedang menyusun bab baru dalam sejarah pendidikan — bab yang lebih cerdas, inklusif, dan tanpa batas.

Senin, 04 Agustus 2025

Mengenal Kurikulum Berbasis Cinta (KBC): Wajah Baru Pendidikan Islami dari Kemenag


Mengenal Kurikulum Berbasis Cinta dari Kemenag

Pendidikan di Indonesia sedang memasuki babak baru. Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) — sebuah terobosan yang menempatkan nilai kasih sayang dan empati sebagai jantung dari proses belajar mengajar.

KBC bukanlah kurikulum yang menggantikan kurikulum nasional seperti Merdeka Belajar, melainkan jiwa yang menghidupkan seluruh kegiatan pendidikan agar lebih manusiawi, damai, dan bermakna.

Apa Itu Kurikulum Berbasis Cinta (KBC)?

Menurut Kemenag, KBC adalah pendekatan pendidikan yang menumbuhkan nilai cinta terhadap Tuhan, sesama manusia, ilmu, dan lingkungan.

Kemenag menyebut bahwa pendidikan seharusnya “tidak menghajar, tapi mengajar; tidak membidik, tapi mendidik”.

Artinya, guru, siswa, dan orang tua sama-sama menjadi bagian dari ekosistem cinta:

  • Guru mengajar dengan cinta,
  • Siswa belajar dengan cinta,
  • Orang tua mendampingi dengan cinta.
Tujuan dan Filosofi Kurikulum Berbasis Cinta

Kemenag menegaskan bahwa KBC berakar dari mahabbah lillah (kecintaan kepada Tuhan), yang memancar menjadi cinta kepada manusia dan alam semesta.

Tujuan utamanya adalah menghadirkan pendidikan Islam yang damai, inklusif, dan relevan dengan tantangan zaman.

Beberapa tujuan utama KBC antara lain:

  • Menumbuhkan empati, toleransi, dan kepedulian sosial.
  • Memperkuat karakter spiritual siswa.
  • Mengembalikan pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia.
  • Membentuk generasi yang cerdas sekaligus berakhlak mulia.

Pilar Utama Kurikulum Berbasis Cinta

KBC berdiri di atas lima pilar cinta yang saling berkaitan:

  1. Cinta kepada Tuhan 
  2. Cinta kepada Sesama
  3. Cinta kepada Ilmu
  4. Cinta kepada Lingkungan 
  5. Cinta kepada Tanah Air 

Bagaimana Implementasi KBC di Sekolah dan Madrasah?

Kemenag mulai menguji coba KBC di sekitar 50 madrasah di Indonesia melalui program INOVASI Fase 3.

Setiap madrasah diberi ruang untuk menyesuaikan nilai cinta ke dalam pelajaran, kegiatan sosial, dan budaya sekolah.

Beberapa contoh penerapan:

  • Pelajaran berbasis proyek kasih, seperti kegiatan sosial dan kebersihan lingkungan.
  • Refleksi harian berupa doa, dzikir, atau ucapan syukur.
  • Kelas ramah anak: komunikasi tanpa kekerasan, penghargaan tanpa kompetisi berlebihan.
  • Penilaian berbasis refleksi, bukan sekadar angka, melainkan seberapa jauh siswa tumbuh dalam karakter dan kasih sayang.
Tantangan dan Harapan

Meski disambut positif, penerapan KBC tidak lepas dari tantangan.

Kemenag menyebut perlunya:

  • Pelatihan guru agar bisa mengajar dengan cinta, bukan hanya menyampaikan materi.
  • Indikator penilaian yang mampu mengukur perkembangan spiritual dan afektif siswa.
  • Komitmen semua pihak — sekolah, guru, orang tua — agar nilai cinta benar-benar hidup dalam keseharian, bukan sekadar slogan.

Namun, jika diterapkan dengan sungguh-sungguh, KBC diyakini mampu membentuk generasi Indonesia yang cerdas, berakhlak, dan penuh kasih.

Penutup: Pendidikan yang Menyentuh Hati

Kurikulum Berbasis Cinta adalah upaya Kemenag membumikan nilai kasih sayang dalam pendidikan.

Ia mengajak guru, siswa, dan masyarakat untuk melihat sekolah bukan sekadar tempat belajar, tetapi taman kasih tempat setiap anak tumbuh dengan bahagia dan bermakna.

Sebagaimana disampaikan Kemenag:

 “Pendidikan sejati adalah pendidikan yang dilandasi cinta — karena hanya dengan cinta, ilmu menjadi berkah dan manusia menjadi utuh.”

Jumat, 08 Desember 2017

Tokoh Perintis Ilmu Sosiologi

Azwa Grafis | Salam sobat setia pengunjung Azwa Grafis, kali ini saya akan membagikan informasi mengenai tokoh-tokoh yang menjadi perintis dari ilmu sosiologi. Oke langsung saja berikut ini adalah para tokoh yang berperan dalam adanya ilmu sosiologi.

1. Auguste Comte (1798 - 1857)

Tokoh sosiologi ini mendapat julukan sebagai bapak Sosiologi. Salah satu sumbangan pemikirannya terhadap sosiologi adalah tentang hukum kemajuan kebudayaan masyarakat yang dibagi menjadi tiga zaman yaitu : pertama, zaman teologis adalah zaman di mana masyarakatnya mempunyai kepercayaan magis, percaya pada roh, jimat serta agama, dunia bergerak menuju alam baka, menuju kepemujaan terhadap nenek moyang, menuju ke sebuah dunia di mana orang mati mengatur orang hidup. Kedua, zaman metafisika yaitu masa masyarakat di mana pemikiran manusia masih terbelenggu oleh konsep filosofis yang abstrak dan universal. Ketiga, zaman positivis yaitu masa di mana segala penjelasan gejala sosial maupun alam dilakukan dengna mengacu pada deskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah).

Karena memperkenalkan metode positivis maka Comte dianggap sebagai perintis positivisme. Ciri-ciri metode positivis adalah objek yang dikaji berupa fakta, bermanfaat, dan mengarah pada kepastian serta kecermatan. Sumbangan pemikiran yang juga penting adalah pemikiran tentang agama baru yaitu agama humanitas yang mendasarkan pada kemanusiaan. Menurut Comte, intelektualitas yang dibangun menusia harus berdasarkan pada sebuah moralitas. Bagi Comte, kesejahteraan, kebahagiaan dan kemajuan sosial tergantung pada perkembangan perasaan altruistik serta pelaksanaan tugas meningkatkan kemanusiaan sehingga masyarakat yang tertib, maju, dan modern dapat terwujud. Tetapi agama humanistas ini belum sempat dikhotbahkan oleh Comte sebagai agama baru bagi masyarakat dunia karena pada tahun 1957, Comte meninggal dunia.

2. Karl Marx (1818 - 1883)

Lahir di Jerman pada tahun 1818 dari kalangan keluarga rohaniawan Yahudi. Pada tahun 1841 mengakhiri studinya di Universitas Berlin. Karena pergaulannya dengan orang-orang yang dianggap radikal terpaksa mengurungkan niat untuk menjadi pengajar di Universitas dan menerjunkan diri ke kancah politik.

Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas sosial yang tertuang dalam tulisannya yang berjudul The Communist Manifest yang ditulis bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu kelas borjuis (majikan) terdiri dari orang-orang yang menguasai alat produksi dan kelas proletar (buruh) yang tidak memiliki alat produksi dan modal sehingga menjadi kelas yang dieksploitasi oleh kelas borjuis (majikan). Menurut Marx, suatu saat kelas proletar akan menyadari kepentingan bersama dengan melakukan pemberontakan dan menciptakan masyarakat tanpa kelas. Meskipun ramalan Marx tidak pernah terwujud tetapi pemikiran tentang stratifikasi dan konflik sosial tetap berpengaruh terhadap pemikiran perkembangan sosiologi khususnya terkait dengan kapitalisme.

3. Emile Durkheim (1858 - 1917)

Merupakan seorang ilmuan yang sangat produktif. Karya utamanya antara lain Rulles of The Sociological Method, The Division of Labour in Society, Suicide, Moral Education, dan The Elementary Forms of The Religious Life. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat menusia memerlukan solidaritas dengna membedakan dua tipe solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan biasanya ditemua pada masyarakat sederhana dan solidaritas yaitu solidaritas mekanis yang merupakan tipe solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan biasanya ditemua pada masyarakat sederhana dan solidaritas organis yaitu ditandai dengan adanya saling ketergantungan antarindividu atau kelompok lain, masyarakat tidak lagi memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat (munculnya digerensiasi, spesialisasi) semakin berkembang sehingga solidaritas mekanis berubah menjadi solidaritas organis. Pada masyarakat dengan solidaritas organis masing-masing anggota masyarakat tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri melainkan ditandai oleh saling keterantungan yang besar dengan orang atau kelompok lain. Solidaritas organis merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung seperti bagian-bagian sutu organisme biologis. Berbeda dengan solidaritas mekanis yang didasarkan pada hati nurani kolektif maka solidaritas organis didasarkan pada akal dan hukum.

Dalam pengembangan selanjutnya, Durkheim menggunakan lima metode untuk mempelajari sosiologi, yaitu :
  1. Sosiologi harus bersifat ilmiah, di mana fenomena-fenomena sosial harus dipelajari secara objektif dan menunjukkan sifat kausalitasnya.
  2. Sosiologi harus memperlihatkan karakteristik sendiri yang berbeda dengan ilmu-ilmu lain.
  3. Menjelaskan kenormalan patologi.
  4. Menjelaskan masalah sosial secara "sosial" pula.
  5. Mempergunakan metode kemparatif secara sistematis. Metode tersebut telah diterapkan dalam sebuah penelitian tentang gejala bunuh diri yang melanda masyarakat Eropa saat itu dengan judul "Suicide".
4. Max Weber (1864 - 1920)

Max Weber lahir di Erfurt pada tahun 1864. Menyelesaikan studi di bidang hukum, ekonomi, sejarah, filsafat, teologi dan mengajar disiplin ilmu-ilmu tersebut di berbagai universitas di Jerman. Serta terus-menerus menyebarluaskan terbentuknya ilmu sosiologi yang saat itu masih berusia muda.

Karya penting dari Weber berjudul The Protestant Ethic dan The Spirit of Capitalism yang berisi hubungan antara Etika Protestan dalam hal ini Sekte Kalvinisme dengan munculnya perkembangan kapitalisme. Menurut Weber, ajaran Kalvanisme mengharuskan umatnya untuk bekerja keras dengan harapan dapat menuntun mereka ke surga dengan syarat bahwa keuntungan dari hasil kerja keras tidak boleh untuk berfoya-foya atau bentuk konsumsi lainnya. Hidup sederhana dan melarang segala bentuk kemewahan menjadikan para penganut agama ini semakin makmur karena keuntungan yang dihasilkan ditanamkan kembali menjadi modal. Dari sinilah menurut Weber kepitalisme di Eropa berkembang pesat.

Itulah 4 Tokoh penting perintis terbentuknya ilmu sosiologi, semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa share ya!!!

Selasa, 14 November 2017

Spesifikasi Server dan Client UNBK

Azwa Grafis | Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini mulai deterapkan disemua sekolah/madrasah ditingkat menengah dan atas. Untuk itu disini saya akan membagikan tips bagaimana memilih Server dan Client sebagai komponen utama dalam pelaksanaan UNBK. Sebelum kita masuk ke spesifikasi Server dan Client disini saya akan menjelaskan dulu apa itu yang dinamakan Server dan Client. Server adalah tempat penyimpanan semua data yang akan digunakan dalam pelaksanaan UNBK, mulai dari data siswa, soal, pasword dan juga kendali bagi client. Sedangkan Client disini fungsinya hanya sebagai alat atau media untuk membuka dan mengakses data yang ada pada server dengan menggunakan username dan password yang berbeda pada tiap-tiap siswa.

Selain server dan client sekolah/madrasah juga harus menyiapkan hal-hal dibawah ini :
  • Proktor
  • Teknisi
  • Ruang Laboratorium komputer
  • Jaringan internet dengan bandwith minimal 1 Mbps
  • Jaringan area lokal (Local Area Network - LAN)
  • Switch 10/100/1000 Mbps dengan jumlah port sesuai dengan jumlah client pada setiap server

Sekarang saya akan menjelaskan spesifikasi minimal dari server dan client yang digunakan dalam pelaksanaan UNBK. Adapun spesifikasi dari server dan client adalah sebagai berikut :

Server 
  • PC/Tower/Desktop (Bukan Laptop)
  • Processor 4 core dan clock rate minimal 1.6 GHz (64 bit)
  • RAM 8 GB, DDR 3
  • Harddisk 250 GB
  • Operating System (64 bit): Windows Server / Windows 8 / Windows 7 / Linux Ubuntu 14.04
  • LAN CARD (NIC) 2 unit support GigaByte
  • UPS (Tahan 15 menit)
  • Jumlah Server mengikuti rasio 1:40 (1 Server maksimal untuk 40 Client)
  • Cadangan 1 Sever
Client
  • PC atau Laptop
  • Monitor minimal 11 Inch
  • Processor minimal single core
  • RAM minimal 512 MB
  • Operating System: Windows XP / Windows 7 / Windows 8 / LINUX / MAC / Chrome OS
  • Web Browser: Chrome / Mozilla Firefox / Xambro
  • Hardisk minimal tersedia 10 GB (free space)
  • LAN Card
  • Jumlah Client mengikuti rasio 1:3 (1 client untuk 3 peserta)
  • Cadangan client minimal 10% dari jumlah client
  • Headset / earphone (untuk ujian listening SMA/MA dan SMK)
Itulah spesifikasi minimal dari Server dan Client yang harus disiapkan oleh sekolah/madrasah. Namun jika sekolah atau madrasah belum mampu melaksanakan UNBK secara mandiri maka dapat bergabung dengan sekolah/madrasah lain yang siap.

Senin, 13 November 2017

Filosofi Kurikulum 2013 (K-13)

Azwa Grafis | Kurikulum 2013 diluncurkan bukan hanya untuk memenuhi perubahan yang ingin dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai suatu gebrakan atau terobosan baru pada saat ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013 dibuat dengan mengacu pada filosofi yang terdapat pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Jadi dengan adanya terobosan baru ini diharapkan nantinya proses belajar mengajar akan berjalan secara baik dan maksimal, bukan hanya prosesnya saja tetapi juga hasilnya bisa sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia ini.

Berikut akan saya paparkan filosofi yang terdapat pada kurikulum 2013.

1. Kurkulum sebagai Materi

  • Planning oriented, mewakili pandangan teoritis 
  • Dipergunakan di Indonesia periode sebelum Tahun 2000
  • Kurikulum sebagai wahana menyampaikan pengetahuan (knowledge transmission) dari guru ke siswa
  • Perencanaan pembelajaran sangat dominan dan ketat berdasarkan urutan logis dari materi pembelajaran
  • Guru melaksanakan pembelajaran dengan meneruskan apa yang diketahuinya kepada siswa sesuai dengan silabus yang telah ditentukan
  • Penilain berdasarkan atas penyerapan materi pengetahuan oleh siswa terhadap rencana materi pengetahuan yang tertuang dalam silabus

2.Kuriulum sebagai Produk

  • Result oriented, mewakili pandangan produktif
  • Dipergunakan di Indonesia dalam priode Dekade 2000an
  • Dipicu oleh kebutuhan pasar atas kompetensi yang harus dikuasai oleh lulusan (produk) program pendidikan
  • Berkembang dari Inggris (sejak 1980an)
  • Kebebasan dalam penyampaian pembelajaran, yang penting hasil akhirnya harus sesuai standar, yaitu memiliki kompetensi sebagaimana dirumuskan
  • Sangat tergantung pada penilaian terstandar (harus ketat) sejalan dengan konsep produk dimana pengecekan adalah pada hasil akhir yang harus sesuai standar
  • Diadopsi di Indonesia dalam bentuk KBK dan KTSP, dengan modifikasi bahwa produk akhir diterjemahkan dari materi yang harus dikuasai, sehingga standar lulusan diturunkan dari standar isi

3. Kurikulum sebagai Proses

  • Action Oriented, mewakili pandangan praktis
  • Tidak pernah digunakan di Indonesia
  • Dipicu oleh kebutuhan individu siswa yang tidak dapat diseragamkan
  • Berkembang dari Finlandia (sejak 1900an)
  • Penekanan pada berfikir kritis yang diwujudkan dalam tindakan nyata dengan membangun kolaborasi antar pelaku pendidikan (guru, siswa, pengelola)
  • Mengevaluasi proses secara terus menerus melalui pemantauan proses dan capaiannya secara ketat
  • Penilaian berdasarkan kemajuan siswa dalam pembelajaran (relatif terhadap dirinya pada periode sebelumnya)
  • Hasl akhir dapap berbeda bagi tiap siswa sesuai dengan bakat dan minatnya

4. Kurikulum sebagai Praksis Kontekstual

  • Pengertian baru dalam kurikulum
  • Perluasan dari konsep kurikulum sebagai proses dengan penambahan perlunya komitmen bersama menyepakati (antar pelaku pendidikan) kegiatn-kegiatan yang diperlukan (sebagai bagian dari proses pembelajaran) untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan
  • Pendekatan sistem: materi - proses - produk (konsep: teoritis - praktis - produktif)
  • Penguasaan materi pembelajaran diperoleh melalui siklus aksi dan refleksi berkelanjutan (continuous action-reflection)
  • Pentingnya peran guru dalam menghasilkan komitmen dari siswa untuk mencapai target tertentu yang telah ditetapkan
  • Perlunya tambahan pendekatan transdisipliner melalui tema pembelajaran yang kontekstual dengan sekitarnya untuk memastikan praksisnya relevan

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini.


Itulah Filosofi dari Kurikulum 2013 (K-13), semoga dengan sedikit gambaran tentang filosofi ini kita bisa tambah semangat dalam mengajar kepada anak-anak didik kita. Sehingga mampu mencetak generasi penerus yang handal dan professional dibidangnya.

Selasa, 07 November 2017

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis K-13

Azwa Grafis | Dalam proses pembelajaran berbasis K-13 ada langkah-langkah yang harus diketahui oleh seorang guru, namun sebenarnya hal ini juga tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Tetapi yang perlu diketahui, dalam proses pembelajaran yang berbasis K-13 langkah-langkahnya telah ditentukan dan disusun secara sistematis. Jadi nanti guru diharapkan bisa mengondisikan dan mengarahkan apa yang harus dilakukan siswa sesuai dengan langkah pembelajaran K-13.

Sebagai seorang Pendidik, kita harus mengetahui update terbaru serta perubahan-perubahan yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga nantinya diharapkan kita mampu mengikuti serta beradaptasi dengan perubahan yang ada. Perubahan-perubahan yang dilakukan ini tentunya tidak hanya untuk memuaskan ambisi dan program kerja dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akan tetapi perubahan-perubahan ini bertujuan untuk menjadikan siswa-siswi kita mampu serta tangguh dalam mengikuti dan menghadapi perkembangan zaman seperti sekarang ini.

Dibawah ini akan saya paparkan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran berbasis K-13.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Kegiatan Awal

Pembukaan

Dalam Kurikulum K-13 langkah yang pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah pembukaan. Pembukaan yang dimaksud adalah memberikan salam, mengajak siswa untuk berdo'a bersama, memberikan apresiasi, memberikan pengantar materi, serta memberikan motivasi awal. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki gambaran tentang materi apa yang akan disampaikan, dan peserta didik juga akan lebih memiliki persiapan serta merasa nyaman dalam proses pembelajaran.

Kegiatan Inti

1. Obeserving (Mengamati)

Mengamati adalah proses awal dari serangkaian tahapan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dalam proses mengamati ini  diharapkan dapat melatih dalam hal kesungguhan dan ketelitian dalam mencari sebuah informasi. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan : melihat, menyimak, mendengar dan membaca yang diformulasikan pada sekenario proses pembelajaran. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek (Permendikbud No. 81a Th. 2013).

Contoh kegiatan mengamati yang bisa dilakukan adalah sebegai berikut :
  • Membaca sumber dari buku siswa 
  • Mendengarkan pembacaan puisi atau narasi
  • Melihat tayangan video
  • Melihat demonstrasi
2. Questioning (Menanya)

Menanya melatih peserta didik untuk mengembangkan kreativitas rasa ingin tahun, rasa penasaran, rasa percaya diri, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. 

Dalam kegiatan menanya guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai fakta, konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat menanya atau mengajukan pertanyaan: Pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang abstrak. Siswa harus dilatih agar bisa menanya hal-hal yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. (Permendikbud No. 81a Th. 2013).

Contoh menanya yang bisa dilakukan oleh peserta didik antara lain:
  • Peserta didik menanyakan penjelasan tambahan terhadap informasi yang didapat dari proses mengamati.
  • Peserta didik mencari penjelasan tambahan sendiri berdasarkan informasi hasil-hasil kegiatan mengamati.
  • Peserta didik menanyakan fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya dalam langkah mengamati objek
  • siswa mengklarifikasi informasi yang didapatnya dari tahap mengamati.
3. Experimenting (Mencoba)

Mengumpulkan informasi melatih siswa mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat (Permendikbud No. 81a Th. 2013)

Contoh mencoba yang bisa dilakukan :
  • Peserta didik melakukan eksperimen
  • Peserta didik membaca sumber lain selain buku teks
  • Peserta didik mengamati objek/kejadian/aktivitas
  • Peserta didik mewawancarai narasumber
  • Peserta didik mengakses internet
  • Peserta didik mengumpulkan data melaluli angket/questioner
4. Associating (Menalar)

Mengasosiasi adalah kegiatan mengolah informasi yang mampu melatih peserta didik untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Kegiatan menalar dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
  • Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori
  • Mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan
  • mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terdiri dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi
  • Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
  • Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.
5. Creating Networking Communication Implementating (Mengkomunikasikan)

Mengkomunikasi dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahapan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Contoh kegiatan mengkomunikasikan adalah sebagai berikut :
  • Menyajikan laporan dalam bentuk bagan
  • Menyajikan laporan dalam bentuk diagram
  • Menyajikan laporan dalam bentuk grafik
  • Menyusun laporan tertulis
  • Menyajikan laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan, grafis, dan multi media.
Kegiatan Akhir

Penutup

Pada kegiatan penutup ini guru memberikan simpulan dari apa yang sudah dipelajari pada hari itu, memberikan motivasi akhir, memberikan pengayaan, serta memberikan salam dan berdo'a bersama. Dengan adanya kegiatan penutup ini peserta didik akan diajak menginat kembali pembelajaran yang sudah dilakukan serta peserta didik akan mendapatkan point pokok dari materi yang sudah dipelajari. Dengan demikian diharapkan peserta didik akan memilik daya ingat yang kuat, sehingga materi yang sudah didapatkan dapat dipahami secara keseluruhan dan berkelanjutan.

Demikian langkah-langkah pembelajaran berbasis K-13 yang bisa saya bagikan. Semoga bisa memberi manfaat.

Dikutip dari : 
https://belajarpedagogi.wordpress.com/2014/05/12/mengamati-menanya-mengumpulkan-informasi-mengasosiasi-mengkomunikasikan

Selasa, 10 Oktober 2017

PERLUNYA PERHATIAN SERIUS TENTANG MASALAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Azwa Grafis | Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah manusia seutuhnya, artinya melibatkan jasmani, kejiwaan (psikologis-sosial), dan rohani (moral spiritual) seseorang. Penyalahgunaan narkoba menyebabkan gangguan kesehatan jasmani, emosional dan sosial mental, bahkan cacat permanen, kematian, kehilangan produktivitas, kemerosotan nilai-nilai sosial-budaya dan moral-spiritual, kehancuran keluarga dan masyarakat, serta peningkatan kejahatan. Itu sebabnya penyalahgunaan narkoba merupakan ancaman bagi masa depan bangsa.

Dari sudut kesehatan, penyalahgunaan narkoba tergolong gangguan kesehatan jiwa serta masalah perilaku dan sosial (psikososial) karena narkoba berpengaruh pada kerja otak. Di sini penyalahgunaan narkoba harus dipandang sebagai masalah manusia seutuhnya, bukan semata-mata masalah narkoba itu sendiri (It is not a problem of drugs, but it is a problem of people).

Dari sudut sosial-ekonomi, penyalahgunaan narkoba adalah produk dari sistem sosial yang kurang menguntungkan, seperti modernisasi, urbanisasi yang terkait pangangguran, kemiskinan, dan korupsi. Didorong oleh kemudahan memperoleh narkoba dan keuntungan besar bagi pengedar gelapnya, mengakibatkan penyalahgunaan narkoba makin marak.

Dari sudut sosial-budaya, penyalahgunaan narkoba merupakan gaya hidup. Misalnya, siswa merokok akibat pengaruh kelompok sebaya. Rokok, yang mengandung nikotin, menyebabkan orang ketergantungan. Sulit untuk menghindari tidak merokok di pesta, rapat, tempat kerja, tempat umum, dan di rumah. Akan tetapi, orang kecanduan bukan saja terhadap narkoba, melainkan juga seks, judi, uang, makan, pekerjaan, dan kekuasaan. Kecanduan narkoba sering berkaitan dengan kecanduan jenis lain itu, sebagai keyakinan adiktif dan kepribadian adiktif.

Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri dan dunia sekitarnya yang bersifat adiktif, artinya bergantung pada hal-hal di luar dirinya. Kepribadian adiktif adalah kepribadian yang berpusat pada diri sendiri untuk memuaskan dirinya tanpa harus bersusah payah. Memakai narkoba merupakan cara menghindari kenyataan atau persoalan dan rasa tidak nyaman, dan bukan mencari penyelesaian masalah secara konstruktif yang sering menyakitkan.
Masalah penyalahgunaan narkoba memerlukan perhatian serius karena hal-hal berikut.

1. Angka kejadian atau jumlah kasus penyalahgunaan narkoba yang meningkat secara cepat dalam deret ukur

Jumlah pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta meningkat enam kali lipat pada tahun 1993-1999. Menurut penelitian, ada hampir empat juta penyalahguna narkoba di Indonesia. Akan tetapi, kasusnya seperti gunung es yang mencuat di atas permukaan laut, sedangkan bagian terbesar di bawahnya tidak tampak. Menurut WHO, jika terdata satu kasus, berarti yang terjadi ada sepuluh kasus.


2. Tingkat kekambuhan tinggi

Angka kekambuhan dari pecandu yang pernah dirawat pada berbagai pusat terapi dan rehabilitasi sebesar 70%. Pecandu akan berulang kali dirawat dan kambuh kembali.


3. Tingkat kematian tinggi

Berdasarkan penelitian, sekitar 40 orang di Indonesia meninggal setiap hari karena penyalahgunaan narkoba. Hal itu belum menggambarkan data sebenarnya karena sering penyebab kematian yang sebenarnya tidak diungkap oleh keluarga karena rasa malu. Banyak pecandu narkoba dilaporkan meninggal karena sebab lain (perdarahan otak, jantung, asma, dan kecelakaan). Kematian karena narkoba memang tidak selalu sebagai akibat langsung pemakaian, seperti overdosis.


4. Bahaya penyakit menular hepatitis B/C dan HIV/AIDS

Penelitian menunjukkan 80% pengguna narkoba dengan jarum suntik menderita hepatitis B/C dan 40-50% tertular HIV. Penyebabnya adalah pemakaian jarum suntik yang tidak steril dan bergantian. Dari pecandu pengidap HIV atau hepatitis B/C, terjadi penularan kepada sesama pecandu dan pasangan seksnya. Penyakit AIDS menyebabkan menurunnya sistem kekbalan tubuh, sedangkan hepatitis B/C menyebabkan kerusakan hati dan kanker.


5. Besarnya kerugian sosial-ekonomi yang harus ditanggung

Keluarga menanggung beban yang tidak sedikit. Mereka menanggung rasa malu, tetapi bingung, sedih, marah, kecewa, dan putus asa. Harta benda terkuras untuk biaya perawatan, pembelian narkoba, dan pengurusan perkara. Negara juga harus menanggung beban besar karena produktivitas menurun, kejahatan meningkat, serta sarana dan prasarana perlu mendapat perhatian.

Itulah kelima perhatian serius yang harus diberikan kepada para penyalahgunaan narkoba yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Untuk itu marilah kita jaga diri dan keluarga kita untuk menjauhi narkoba, dan memberikan pendidikan sejak dini kepada anak-anak kita tentang bahaya dari penyalahgunaan narkoba. Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan manfaat bagi para pengunjung blog ini.

Sumber : (Buku Pedoman Bagi Orang Tua, Guru, dan Penyuluh Masyarakat; dr. Harlina Pribadi, S.K.M.; Penerbit : Cakra Medika)

Sabtu, 07 Oktober 2017

JONG SUMATRA

Azwa Grafis | Jong Sumatra adalah nama majalah yang terbit di Jakarta. Majalah ini pertama kali terbit tahun 1918 dengan penanggung jawab redaksi Roesli. Kantor redaksi majalah ini terletak di Stovia, Weltevreden (sekarang bernama Glodok).

Majalah itu didirikan dan diterbitkan oleh perkumpulan pemuda Sumatra atau Jong Sumatranen Bond dengan tujuan agar pemuda Sumatra atau pemuda yang berasal dari Sumatra ikut aktif menuangkan buah pikiran dalam menyampaikan keindahan dan kekayaan Sumatra. Selain itu, majalah ini juga hadir sebagai reaksi hadirnya majalah-majalah yang terbit di Jawa, yang didirikan oleh Boedi Oetomo, Serikat Islam, Regenten Bond, dan Perserikatan Minahasa.

Jong Sumatra sebagian besar berbahasa Belanda. Di dalamnya banyak memuat artikel berbahasa Belanda meskipun isinya berbicara tentang Indonesia. Dalam setiap edisinya tidak lebih dari dua artikel yang berbahasa Indonesia (Melayu). Pengelola majalah ini sebagian besar orang Indonesia (pribumi), antara lain, Tengku Mansoer sebagai presiden, A. Moenir Na Soetan sebagai wakil presiden, Mohamad Anas sebagai sekretaris pertama, Amir sebagai sekretaris kedua, serta Marzoeki II, Latiep Ahmad Djonap, Hasan Siregar, dan Regen Sr. sebagai anggota.

Dari awal hingga terakhir terbitan dewan redaksi majalah ini tidak berubah. Namun, pemegang administrasinya mengalami beberapa perubahan. Mulai bulan Juni hingga November 1918 administrasi dipegang oleh Azir dan Soetan Assien. Selanjutnya, sejak Desember 1918 sampai dengan juni 1920 administrasi dipegang oleh Bahder Djohan dan Djamaloedin. Mulai bulan juni 1920 dewan redaksi bertambah, yaitu Boerhanoeddin, M. Hatta, Emma Jahja, Nazief, A. Hanafiah, dan Raihul Amar.


Majalah Jong Sumatra hanya sempat hidup sampai tahun keempat (1921). Majalah ini dikoleksi oleh Perpustakaan Nasional, Jakarta, dengan nomor B:528. Majalah yang tersimpan di Perpustakaan Nasional tidak lengkap. Terbitan tahun I tidak ada Nomor 2,3,4,5,6, dan 10. Terbitan Tahun II tidak ada Nomor 1,3,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Terbitan Tahun III tidak ada Nomor 8,9,10,11, dan 12, dan Tahun IV tidak ada Nomor 1,3,10,11, dan 12.

Karya sastra yang dimuat dalam majalah Jong Sumatra pada umumnya berbentuk puisi. Puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut.
  1. "Jong Sumatranen Bond" karya M., No. 4, II, April 1919, berbahasa Melayu.
  2. "Herinnering" karya A., No. 1, III, Januari 1920, berbahasa Belanda.
  3. "Tanah Air" karya M. Jamin, No. 4, III, April 1920, berbahasa Belanda.
  4. "Bahasa, Bangsa" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  5. "Gembala" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  6. "Awan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  7. "Tenang" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  8. "Goebahan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  9. "Perasaan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  10. "Permintaan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  11. "Tjita-tjita" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  12. "Tjinta" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  13. "Bertjerai" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  14. "Pagi-pagi" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  15. "Asjik" karya M. Jamin, No. 2, IV, Februari 1921, berbahasa Melayu.
  16. "Keloehan" karya M. Jamin, No. 2, IV, Juli 1921, berbahasa Melayu.
  17. "Ibarat" karya M. Jamin, No. 2, IV, Juli 1921, berbahasa Melayu.
  18. "Kenangan" karya M. Jamin, No. 8, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
  19. "Pagi-pagi" karya M. Jamin, No. 8, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
  20. "Gamelan" karya M. Jamin, No. 8, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
  21. "Tanah Aerkoe" karya Sanoesi Pane, No. 9, IV, September 1921, berbahasa Melayu.
  22. "Gita Gembala" karya M. Jamin, No. 9, IV, September 1921, berbahasa Melayu.
  23. "Kemegahan" karya M. Jamin, No. 9, IV, September 1921, berbahasa Melayu.
  24. "Beranta Indra" karya M. Hatta, No. 11, IV, Agustus 1921, berbahasa Melayu.
Jong Sumatra tidak bersifat politik. Puisi yang berjudul "Jong Suatranen Bond" menyiratkan tujuan dan keinginan pemuda Sumatra untuk memperkuat tali persaudaraan di antara para pemuda Sumatra. Pemuda Sumatra diharapkan dapat mempelajari dan lebih mencintai adat istiadat Sumatra, kesenian, bahasa, dan sejarah. Puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Jong Sumatranen Bond namanja dia,
Oentoek pemoeda anak Sumatra;
Nama terkenal soedahlah njata,
Goenanja dia djangan dikata.
Sumatra koenoen namanja beban,
Untoek dibawa kepadang kamdjoean;
Menjerang soengai seta laoetan,
Air jang dangkal mendjadi aroengan.
Tali persekoetoean soedah terentang,
Rotan pengikat bertambah tegang;
Alamat Sumatra berhati girang,
Nama jang baik disebut orang.
Elok toedjoean djangan dikira,
Niat chianat hilang belaka;
Boeah piiran satoe semoea;
Omoemlah soedah di tjita-tjita.
Niat ditoedjoe bersama-sama;
Demikianlah Maksoed setia Sumatra.

Sasaran pembaca Jong Sumatra adalah kelompok masyarakat menengah ke atas. Majalah ini tidak memuat iklan apa pun. Harga langganan majalah ini f.3 per tahun, f.1 per epat bulan (pada awal terbit). Harga majalah ini berubah setiap tahun. Pada akhir tahun 1921 harga majalah ini f.5 per tahun, f.3 untuk enam bulan, dan f. 1,50 tiap tiga bulan.

Sumber : Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional), Penerbit: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Senin, 14 November 2016

MENGENAL EQ (KECERDASAN EMOSIONAL)


Dalam kehidupan ini, baik di keluarga, masyarakat, maupun di sekolah, masih jarang yang membelajarkan kepada anak mengenai kecerdasan emosi. Padahal dengan mempelajari dan menguasai hal tersebut setiap orang mampu mengalirkan sikap integritas, komitmen, visi, serta kemandirian yang sangat dibutuhkan manusia dalam mengarungi hidupnya yang penuh dengan tantangan. Fenomena semakin maraknya para pejabat negara yang melakukan tindak pidana korupsi, masyarakat yang membalak hutan sampai gundul, aparat kepolisian yang terlibat kasus, aparat kejaksaan yang memperjualbelikan hukum, remaja yang berperilaku amoral, siswa yang membentuk geng, dan berbagai fenomena negatif yang terjadi di bumi ini, seharusnya memberikan isyarat kepada semua pihak bahwa ada yang salah dengan sistem hidup manusia semisal di Indonesia ini.

Lebih jauh, hal ini mengisyaratkan bahwa pendidikan sebagai alat untuk menjadikan yang utuh (jasmani, rohani, sosial, dan budaya) masih jauh dari tujuan yang diharapkan. Kondisi ini dapat diidentifikasi dari sistem pendidikan di Indonesia yang terlalu menekankan pentingnya nilai akademik atau fokus pada kecerdasan otak (IQ) saja dengan mengenyampingkan kecerdasan emosi (EQ). Mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar sampai perguruan tinggi, kita masih jarang menemukan praktik-praktik pendidikan yang kental dengan pengasahan kecerdasan emosi. Bahkan, banyak guru yang mengandalkan kemampuan berlogikanya dengan mengabaikan suara hatinya. Fenomena ini dapat kita lihat dari munculnya tim sukses sekolah dalam menghadapi ujian nasional yang membekali siswa dengan jawaban, bukan dengan persiapan pengetahuan anak yang memadai untuk dapat lulus ujian. Mengapa demikian? Karena suara hatinya telah mati sehingga yang menjadi orientasi adalah bagaimana  anak lulus walau apa pun yang terjadi. Suara hatilah yang terpenting karena di situlah pusatnya informasi yang benar dan merupakan dasar dari kecerdasan emosi (EQ). Kalau begitu apa sebenarnya EQ itu?

1. Pengertian Emosi

"Emosi" berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan untuk bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002:411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh, emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang sehingga secara fisiologi terlihat tertawa: sebaliknya emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengna perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena emosi merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia, dalam buku Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual oleh Ary Ginanjar Agustian.

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descartes. Menurut Descartes, dalam buku ESQ Ary Ginanjar Agustian (2005), emosi terbagi atas desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran), love (cinta), dan joy (kegembiraan). Sedangkan J.B. Watson (2004) mengemukakan tiga macam emosi, yaitu fear (ketakutan), rage (kemarahan), dan love (cinta). Daniel Goleman (2002:411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu sebagai berikut.

a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati;
b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa;
c. Rasa takut: cemas, gugup khawatir, was was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri;
d. Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang terhibur, bangga;
e. Cerita: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih;
f. Terkejut: terkesiap, terkejut;
g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak sukar;
h. Malu: malu hati, kesal.

Mayer (Goleman, 2002:65) berpendapat bahwa orang cenderung menganut gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereke, seperti sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah.

Berdasrkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespons atau bertingkah laku terhadap stimulus (perasaan), baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

2. Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah "kecerdasan emosional" kali pertama dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang psikolog bernama Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire (Shapiro, 1998) untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan seseorang. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional (EQ) sebagi berikut.

"Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau persaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan." (Shapiro, 1998:8).

Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan. (Shapiro, 1998:10)

Menurut Goleman (2002:512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial.

Itulah sedikit penjelasan dari apa itu Kecerdasan Emosional (EQ), semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa kritik dan sarannya!!! Baca juga Pengertian Pendidikan dan Hakikat Pendidikan

Sabtu, 12 November 2016

UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN

Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra berupa cerita rekaan yang relatif pendek. Cerpen biasanya dikemas secara cermat dan terfokus pada satu permasalahan dalam kehidupan tokoh utamanya. Dalam dunia kesastraan Indonesia, cerpen termasuk karya sastra yang banyak digemari, di samping karya sastra lainnya. Cerita dalam sebuah cerpen biasanya terfokus kepada permasalahan yang dialami oleh tokoh utamanya. Cerita pendek atau cerpen merupakan karya sastra berupa cerita rekaan.

Dalam penulisan cerita pendek, kita harus memperhatikan unsur intrinsik dan ekstrinsik yang tekandung di dalamnya. Pada pembahasan kali ini, Anda akan diajak membahas unsur intrinsik cerpen. Unsur-unsur intrinsik cerpen adalah sebagai berikut:
  • Tema. Adalah inti atau ide yang mendasari sebuah cerita. Dari ide dasar itulah kemudian dikembangkan sedemikian rupa hingga menjadi cerita menarik. Tema yang diangkat pada suatu cerita, idenya berasal dari kehidupan manusia sehari-hari. Bagi penulis, tema merupakan titik tolak untuk merangkai sebuah cerita. Artinya, sebelum membuat cerita, penulis harus menentukan temanya terlebih dahulu. Sedangkan bagi pembaca, tema dapat diperoleh setelah membaca ceritanya secara keseluruhan.
  • Alur. Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk dari hubungan sebab-akibat. Pola pengembangan pada setiap cerita tidaklah sama, bergantung dari keinginan penulis untuk menyajikannya. Ada jalan cerita yang kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, ada pula yang sederhana. Pada umumnya alur suatu cerita terbagi dalam beberapa bagian berikut : 1). Pengenalan situasi; 2). Pengungkapan peristiwa; 3). Mulai muncul konflik (awal konflik); 4). Puncak konflik, dan 5). Penyelesaian
  • Latar. Latar terdiri dari tempat, dan waktu, yang terdapat dalam sebuah cerita. Pemilihan latar didasarkan atas kepentingan tema, alur, dan penokohan cerita.
  • Penokohan. Adalah gambaran penulis untuk menjelaskan karakteristik atau sifat-sifat tokoh yang dikembangkan dalam cerita.
  • Sudut Pandang. Adalah kedudukan pengarang dalam menyampaikan cerita. Sudut pandang dapat ditinjau sebagai berikut : a). Berperan langsung sebagai tokoh utama, yaitu dapat dilihat keterlibatan "aku" dalam setiap peristiwa cerita. b). Berperan sebagai orang ketiga, yaitu menggunakan sudut pandang sebagai orang ketiga. Biasanya penulis menggunakan nama orang, ia atau dia.
  • Amanat. Adalah pesan moral yang disampaikan penulis melalui karyanya. Amanat dapat kita peroleh setelah kita membaca isi cerita secara keseluruhan.
  • Gaya Bahasa. Menarik atau tidaknya suatu cerita bergantung dari gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Penulis harus dapat menggunakan dan mengolah bahasa dengan baik.
Itulah unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada cerpen. Semoga bisa bermanfaat. Baca juga Pengertian dan Fungsi Sumber Belajar.

Rabu, 09 November 2016

PENGERTIAN DAN FUNGSI SUMBER BELAJAR

Pengertian Sumber Belajar


Berdasarkan paparan yang dikemukakan Association for Education and Communication Technology (AECT), sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya.

 Fungsi Sumber Belajar

Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Kalau media pembelajaran lebih sekedar sebagai media untuk menyampaikan pesan, sedangkan sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut tetapi juga termasuk strategi, metode, dan tekniknya. Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut :
  • Meningkatkan produktivitas pembelajaran, dengan jalan : 1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik. 2) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.
  • Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan jalan : 1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. 2) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
  • Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan jalan : 1) Perancang program pembelajaran yang lebih sistematis. 2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
  • Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan : 1) Meningkatkan kemampuan sumber belajar. 2) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
  • Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu : 1) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit. 2) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
  • Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, yaitu : Penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis. 

Selasa, 08 November 2016

HAKIKAT PENDIDIKAN

Hakikat pendidikan secara universal adalah menanamkan
nilai-nilai intelegensi, moral, dan spiritual kepada anak 
didik sesuai dengan perkembangan mental dan jasmaninya.
Pada pembahasan pedagogik, pendidikan berusaha
merubah perilaku peserta didik. Untuk mempertegas hakikat
pendidikan, sebaiknya kita memahami dahulu pengertian pendidikan
secara luas, sempit, dan luas terbatas.

Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Pendidikan merupakan proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan diri seseorang, dengan tiga aspek dalam kehidupannya, yakni, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut bisa dilaksanakan di sekolah, luar sekolah, dan keluarga.  Kegiatan disekolah direncanakan dan dilaksanakan secara ketat dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan diluar sekolah, meski memiliki rencana dan program yang jelas, tetapi pelaksanaannya relatif longgar dengan berbagai pedoman yang relatif fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. pelaksanaan pendidikan dalam keluarga dilaksanakan secara informal tanpa tujuan yang dirumuskan secara baku dan tertulis. Selain iut, pendidikan dalam arti luas menurut Henderson, yaitu suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi idividu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir.

Dari pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas), ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan, yaitu seperti berikut.

  • Pendidikan berlangsung seumur hidup.
  • Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia, baik orangtua, masyarakat maupun pemerintah.
  • Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang yang dikenal sebagai manusia sutuhnya.
Pendidikan dalam arti sempit, adalah pengajaran yang diselenggarakan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak atau remaja yang diserahkan kepadanya, agar memiliki kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial (Redja Mudyaharjo, 2004: 62)

Pendidikan dalam arti luas terbatas, adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah untuk mempersiapkan peserta didik supaya dapat memainkan peranan secara tepat dalam berbagai lingkungan hidup. Tujuannya, yaitu perpaduan antara perkembangan pribadi secara optimal dan dapat memainkan peranan sosial secara tepat (Redja Mudyaharjo, 2004: 63)

Selain itu dalam Dictionary of education menyatakan bahwa pendidikan adalah sebagai berikut :
  • Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup.
  • Proses sosial yang terjadi pada orang, yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol. Dengan demikian mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diidentifikasikan beberapa ciri pendidikan antara lain, yaitu sebagai berikut :
  • Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
  • Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih isi, strategi, dan teknik penilaian yang sesuai.
  • Kegiatan pendidikan dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (formal dan non formal)
Sumber : Konsep Pendidikan, Oleh : Eka Prihatin, Elin Rosalin, Taufani C.K. & Cepi Triatna, PT Karsa Mandiri Persada Jl. Pasirwangi No. 7 Bandung 49254 Tahun 2008